15 September 2011

Penjelasan tentang wahabi

Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab bin
Abdurrahman bin Rustum wafat 211 H.
Bukan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
wafat 1206 H Sebenarnya, Al-Wahabiyah
merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij
yang timbul pada abad ke 2 (dua) Hijriyah
(jauh sebelum masaSyaikh Muhammad bin Abdul Wahab),
yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya
Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum
yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan
kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli
sunnah, sangat membenci syiah dan sangat jauh
dari Islam. Untuk menciptakan permusuhan di tengah Umat
Islam, kaum Imperialisme dan kaum munafikun
memancing di air keruh dengan menyematkan
baju lama (Wahabi) dengan berbagai atribut
penyimpangan dan kesesatannya untuk
menghantam dakwah Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahab atau setiap dakwah mana saja
yang mengajak untuk memurnikan Islam. Karena
dakwah beliau sanggup merontokkan kebatilan,
menghancurkan angan-angan kaum durjana dan
melumatkan tahta agen-agen asing, maka
dakwah beliau dianggap sebagai penghalang
yang mengancam eksistensi mereka di negeri-
negeri Islam.
Contohnya: Inggris mengulirkan isue wahabi di
India, Prancis menggulirkan isu wahabi di Afrika
Utara, bahkan Mesir menuduh semua kelompok
yang menegakkan dakwah tauhid dengan
sebutan Wahabi, Italia juga mengipaskan tuduhan
wahabi di Libia, dan Belanda di Indonesia, bahkan
menuduh Imam Bonjol yang mengobarkan
perang Padri sebagai kelompok yang beraliran
Wahabi. Semua itu, mereka lakukan karena
mereka sangat ketakutan terhadap pengaruh
murid-murid Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab yang mengobarkan jihad melawan
Imperialisme di masing-masing negeri Islam.
Tuduhan buruk yang mereka lancarkan kepada
dakwah beliau hanya didasari tiga faktor:
1. Tuduhan itu berasal dari para tokoh agama
yang memutarbalikkan kebenaran, yang hak
dikatakan bathil dan sebaliknya, keyakinan mereka
bahwa mendirikan bangunan dan masjid di atas
kuburan, berdoa dan meminta bantuan kepada
mayit dan semisalnya termasuk bagian dari
ajaran Islam. Dan barangsiapa yang
mengingkarinya dianggap membenci orang-
orang shalih dan para wali.
2. Mereka berasal dari kalangan ilmuwan namun
tidak mengetahui secara benar tentang Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab dan dakwahnya,
bahkan mereka hanya mendengar tentang beliau
dari pihak yang sentimen dan tidak senang Islam
kembali jaya, sehingga mereka mencela beliau
dan dakwahnya sehingga memberinya sebutan
Wahabi.
3. Ada sebagian dari mereka takut kehilangan
posisi dan popularitas karena dakwah tauhid
masuk wilayah mereka, yang akhirnya
menumbangkan proyek raksasa yang mereka
bangun siang malam.
Dan barangsiapa ingin mengetahui secara utuh
tentang pemikiran dan ajaran Syaikh Muhammad
(Abdul Wahab) maka hendaklah membaca kitab-
kitab beliau seperti Kitab Tauhid, Kasyfu as-
Syubhat, Usul ats-Tsalatsah dan Rasail beliau
yang sudah banyak beredar baik berbahasa arab
atau Indonesia.
Penulis: Ustadz Zainal Abidin, Lc. Dan Artikel ini
sebelumnya dipublikasikan oleh Koran Republika,
edisi Selasa, 25 Agustus 2009.Dipublikasi ulang
oleh muslim.or.id dengan penambahan beberapa
catatan kecil.

FATWA AL-LAKHMI DITUJUKAN KEPADA
WAHABI (ABDUL WAHHAB BIN ABDURRAHMAN
BIN RUSTUM) SANG TOKOH KHAWARIJ BUKAN
KEPADA SYAIKH MUHAMMAD ABDUL WAHAB
Mengenai fatwa Al-Imam Al-Lakhmi yang dia
mengatakan bahwa Al-Wahhabiyyah adalah salah
satu dari kelompok sesat Khawarij. Maka yg dia
maksudkan adalah Abdul Wahhab bin
Abdurrahman bin Rustum dan kelompoknya
bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab dan para pengikutnya. Hal ini karena
tahun wafat Al-Lakhmi adalah 478 H sedangkan
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat
pada tahun 1206 H /Juni atau Juli 1792 M. Amatlah
janggal bila ada orang yg telah wafat namun
berfatwa tentang seseorang yg hidup berabad-
abad setelahnya. Adapun Abdul Wahhab bin
Abdurrahman bin Rustum maka dia meninggal
pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila
fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya. Berikut Al-
Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika
Utara dan fitnah Wahhabiyyah Rustumiyyah ini
terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa Al-
Lakhmi hubungan antara Najd dgn Andalusia dan
Afrika Utara amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah
ini semakin menguatkan bahwa Wahhabiyyah
Khawarij yg diperingatkan Al-Lakhmi adl
Wahhabiyyah Rustumiyyah bukan Asy-Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab dan para
pengikutnya. [Lihat kitab Al-Mu’rib Fi Fatawa Ahlil
Maghrib, karya Ahmad bin Muhammad Al-
Wansyarisi, juz 11.]
Penulis: Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc. Syariah
Manhaji 24 – Maret – 2006 20:20:30
Perbedaan Da’wah Abdul Wahab bin
Abdurrahman bin Rustum Dan Da’wah Syaikh
Muhammad Abdul Wahhab
1.Da’wah Abdul Wahab bin Abdurrahman bin
Rustum (Khawarij)
Khawarij adalah salah satu kelompok dari kaum
muslimin yang mengkafirkan pelaku maksiat
(dosa besar), membangkang dan memberontak
terhadap pemerintah Islam, dan keluar dari
jama’ah kaum muslimin.
Termasuk dalam kategori Khawarij, adalah
Khawarij generasi awal (Muhakkimah Haruriyah)
dan sempalan-sempalannya, seperti al-Azariqah,
ash-Shafariyyah, dan an-Najdat –ketiganya sudah
lenyap– dan al-Ibadhiyah –masih ada hingga
sekarang–. Termasuk pula dalam kategori
Khawarij, adalah siapa saja yang dasar-dasar
jalan hidupnya seperti mereka, seperti Jama’ah
Takfir dan Hijrah. Atas dasar ini, maka bisa saja
Khawarij muncul di sepanjang masa, bahkan
betul-betul akan muncul pada akhir zaman,
seperti telah diberitakan oleh Rasulullah.
“Pada akhir zaman akan muncul suatu kaum
yang usianya rata-rata masih muda dan sedikit
ilmunya. Perkataan mereka adalah sebaik-baik
perkataan manusia, namun tidaklah keimanan
mereka melampaui tenggorokan Maksudnya,
mereka beriman hanya sebatas perkataan tidak
sampai ke dalam hatinya – red. Mereka terlepas
dari agama; maksudnya, keluar dari ketaatan –
red sebagaimana terlepasnya anak panah dari
busurnya. Maka di mana saja kalian menjumpai
mereka, bunuhlah! Karena hal itu mendapat
pahala di hari Kiamat.” (HR. Al Bukhari no. 6930,
Muslim no. 1066)
Lihat kelengkapannya Di sini
2. Da’wah Syaikh Muhammad Abdul Wahhab
(Ahlussunnah Wal Jama’ah)
Alangkah baiknya kami paparkan terlebih dahulu
penjelasan singkat tentang hakikat dakwah yang
beliau serukan. Karena hingga saat ini ‘para
musuh’ dakwah beliau masih terus membangun
dinding tebal di hadapan orang-orang awam,
sehingga mereka terhalang untuk melihat hakikat
dakwah sebenarnya yang diusung oleh beliau.
Syaikh berkata,
“Segala puji dan karunia dari Allah, serta kekuatan
hanyalah bersumber dari-Nya. Sesungguhnya
Allah ta’ala telah memberikan hidayah kepadaku
untuk menempuh jalan lurus, yaitu agama yang
benar; agama Nabi Ibrahim yang lurus, dan Nabi
Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang
musyrik. Alhamdulillah aku bukanlah orang yang
mengajak kepada ajaran sufi, ajaran imam
tertentu yang aku agungkan atau ajaran orang
filsafat.
Akan tetapi aku mengajak kepada Allah Yang tiada
sekutu bagi-Nya, dan mengajak kepada sunnah
Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah
diwasiatkan kepada seluruh umatnya. Aku
berharap untuk tidak menolak kebenaran jika
datang kepadaku. Bahkan aku jadikan Allah, para
malaikat-Nya serta seluruh makhluk-Nya sebagai
saksi bahwa jika datang kepada kami kebenaran
darimu maka aku akan menerimanya dengan
lapang dada. Lalu akan kubuang jauh-jauh semua
yang menyelisihinya walaupun itu perkataan
Imamku, kecuali perkataan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam karena beliau tidak pernah
menyampaikan selain kebenaran.” (Kitab ad-Durar
as-Saniyyah: I/37-38).
“Alhamdulillah, aku termasuk orang yang
senantiasa berusaha mengikuti dalil, bukan orang
yang mengada-adakan hal yang baru dalam
agama.” (Kitab Muallafat Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahab: V/36).
Lihat kelengkapannya di sini
http://muslim.or.id/manhaj/buku-putih-syaikh-
muhammad-bin-abdul-wahab-1.html
http://muslim.or.id/manhaj/buku-putih-syaikh-
muhammad-bin-abdul-wahab-2.html
http://muslim.or.id/aqidah/inilah-aqidah-syaikh-
muhammad-bin-abdul-wahhab.html
Jadi ternyata Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahab bukan wahabi dan wahabi bukan dari
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab. Akan tetapi
Wahabi dari Abdul Wahab bin Abdurrahman bin
Rustum
Demikian pula ternyata Salafy bukan wahabi dan
wahabi bukan Salafy karena berbeda dalam
Aqidah dan Manhaj
Dan negara Kerajaan Saudi Arabia bukan negara
wahabi. Akan tetapi Negara Islam yang
Bermanhaj Salaf
Dan Jika Kami (Salafi) Masih dituduh Wahabi maka
saksikanlah kami adalah (Salafi) Wahabi yang
Bermanhaj Salaf

No comments:

Post a Comment