17 September 2011

Nasihat untuk salafiyìn

Nasihat untuk salafiyìn
Penulis : Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Bismillahirrohmanirrahiim
Assalamu ’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh
Kepada Ikhwah Salafiyyin Al mukhtaramiin
Alhamdulillah wasolatu wa salamu ‘ala rosulillah
wa’ala alihi wa sohbihi wa man waa lah
Ama ba’du
Perkara yang tidak diragkan lagi bahwa berjihad
dengan hujjah dan burhan dalam berdakwah,
mengikhlaskan ibadah hanya untuk Alloh,
membantah kesyirikan dan kesesatan dengan
segala bentuknya, menghancurkan syubhat-
syubhat dan melenyapkan fitnah syahwat, adalah
amalan yang paling utama. Dengan demikian,
maka bangkitlah para ahlul haq di setiap zaman
dan tempat mengangkat bendera kebenaran
sebagai pembela Agama Alloh, KitabNya, dan
RasulNya, menjadi penasehat umat, merealisasikan
firman Allah “Kamu adalah ummat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma ’ruf dan mencegah dari yang munkar dan
beriman kepada Alloh”(Q.S. Ali Imran:110). Dan
juga sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam “ Akan
ada sekelompok dari ummatku mereka nampak
diatas kebenaran, tidak memudharatkan mereka
orang-orang yang menghinanya tidak pula yang
menyelisihinya sehingga datang ketetapan
Alloh ”(H.R.Bukhari-Muslim)
Akhi barokallahufiik...

” menyampaikan sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wassallam ke tengah-tengah ummat adalah
lebih afdhol dari pada melemparkan panah ke
leher-leher musuh, yang demikian itu hal ini dapat
dilakukan semua orang, sedang menyampaikan
Sunnah tidak ada yang melakukannya kecuali
warosatul anbiya ”
Menyampaikan Al-Haq itulah tujuan kita, sementara
Alloh Ta ’ala berfirman :” Serulah (manusia) ke jalan
Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik ”(Q.S.
An-Nahl : 125). Berkata Ibnu Katsir : “Yakni yang
dibutuhkan dari kalangan mereka kepada suatu
bantahan(jidal) maka, hendaknya dengan bentuk
yang baik, dengan cara yang halus, lemah lembut
dan ucapan-ucapan yang baik ” (Tafsir AlQur’anul
adzim 2/616).
Oleh karena itu barokallahufiik, janganlah antum
jadikan perdebatan adalah satu-satunya jalan untuk
menyampaikan dakwah dengan hujjah-hujjahmu
karena itu bukanlah jalan yang ditempuh salafuna
sholih, memaksakan sampainya hujjah-hujjah
dengan cara debat adalah tidak benar, sampaikan
Al-Haq itu dengan penuh hikmah. Antum harus
tahu bahwa para salaf mencela perdebatan karena
beberapa hal :
1. Bila perdebatan itu dilakukan dengan
menggunakan argumentasi-argumentasi ilmu
kalam dan filsafat
2. Mereka mencela perdebatan bila yang berdebat
keadaannya lemah tidak mampu menolak
syubhat-syubhat
3. Mereka mencela perdebatan bila lawan debat
diketahui ngeyel/membangkang, dll (Dar ’u ta’arudh
al ‘aql wannaql : 7/173)
Maka, tidak sepatutnya antum tenggelam dalam
masalah perdebatan dan membuka front
perdebatan dalam menyampaikan al Haq. “Alqi
kalimataka wamsyi”, sampaikan kalimatmu dan
selesai ! Bila ada yang bertanya dan minta
penjelasan, sampaikan sebatas ilmu yang antum
miliki, ingat Imam Ahmad berkata, “Jangan kamu
berbicara tentang suatu permasalahan (agama)
kecuali kamu punya pendahulunya. ”
Bila ada yang bertanya dalam rangka mendebatmu
dalam perkara yang antum tidak tahu ilmunya,
tinggalkan! Haram hukumnya berdebat tanpa ilmu,
bila suatu masalah itu sudah jelas kebenarannya
menurut Kitab dan Sunnah serta paham salaf,
kemudian ada yang berupaya untuk membuka
front debat, tinggalkan! Haram hukumnya berdebat
dalam perkara yang sudah jelas kebenarannya. [Al
Faqih Wal Mutafaqih: 2/32-33]
Hendaknya antum persempit medan perdebatan,
dan ingat! Tidak semua orang dapat masuk ke
dalam medan ini karena perdebatan membutuhkan
ketakwaan, keikhlasan, dll. Jika perdebatan itu
menimbulkan mafsadah yang besar, maka diam
adalah sifat orang-orang yang bertakwa. Demikian
dan semoga Allah menunjuki kita kepada apa yang
dicintai dan diridhoiNya. Wal ‘ilmu ‘indallah.
Bandung, 18 Februari 2004
Ditulis oleh yang faqir di hadapan Rabbnya.
Abu Hamzah Al Atsary.

No comments:

Post a Comment