20 September 2011

Hindarilah Hal-Hal Yang Diharamkan (2)

HINDARILAH HAL-HAL YANG DIHARAMKAN !
Oleh
Syeikh Abdul ‘Adhim bin Badawi
ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻪ ﻣﻦ ﻳﺄﺧﺬ ﻋﻨﻲ
ﻫﺆﻻﺀ ﺍﻟﻜﻠﻤﺎﺕ ﻓﻴﻌﻤﻞ ﺑﻬﻦ ﺃﻭ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺑﻬﻦ
ﻓﻘﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻓﻘﻠﺖ ﺃﻧﺎ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻪ n ﻓﺄﺧﺬ
ﺑﻴﺪﻱ ﻓﻌﺪ ﺧﻤﺴﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﺍﺗﻖ ﺍﻟﻤﺤﺎﺭﻡ ﺗﻜﻦ ﺃﻋﺒﺪ
ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺍﺭﺽ ﺑﻤﺎ ﻗﺴﻢ ﺍﻟﻬﺖ ﻟﻚ ﺗﻜﻦ ﺃﻏﻨﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ
ﻭﺃﺣﺴﻦ ﺇﻟﻰ ﺟﺎﺭﻙ ﺗﻜﻦ ﻣﺆﻣﻨﺎ ﻭﺃﺣﺐ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻣﺎ ﺗﺤﺐ
ﻟﻨﻔﺴﻚ ﺗﻜﻦ ﻣﺴﻠﻤﺎ ﻭﻻ ﺗﻜﺜﺮ ﺍﻟﻀﺤﻚ ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺓ
ﺍﻟﻀﺤﻚ ﺗﻤﻴﺖ ﺍﻟﻘﻠﺐ
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata:
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Siapakah yang mau mengambil kata-kata ini dari
saya, untuk diamalkan atau untuk diajarkan ?”
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menjawab:
“Saya, wahai Rasulullah ! Beliau lalu memegang
tanganku lalu mulai menghitung lima hal, seraya
bersabda: “Hindarilah hal-hal yang diharamkan,
kamu akan menjadi orang yang paling bagus
ibadahnya; ridlalah terhadap apa yang Allah
bagikan untukmu, kamu akan menjadi orang
terkaya; berbuat baiklah kepada tetanggamu,
kamu akan menjadi orang mukmin; cintailah
untuk orang lain apa yang kamu cintai untuk
dirimu sendiri, kamu akan menjadi muslim; dan
janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak
tertawa akan mematikan hati.
Ungkapan-ungkapan ini termasuk inti-inti ucapan,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
memberi motivasi untuk mengambilnya lalu
diamalkan dan diajarkan untuk aspek
penyempurnaan diri dan orang lain
. Sebagaimana
firman Allah:
ﻭﺍﻟﻌﺼﺮ . ﺇﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻟﻔﻲ ﺧﺴﺮ . ﺇﻻ ﺍﻟﺬﻳﻦ
ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻭﻋﻤﻠﻮﺍ ﺍﻟﺼﺎﻟﺤﺎﺕ
“Demi masa. Sesungguhnya semua manusia
berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal shalih”
Dengan iman dan amal shalih mereka
menyempurnakan diri sendiri, dan:
ﻭﺗﻮﺍﺻﻮﺍ ﺑﺎﻟﺤﻖ ﻭﺗﻮﺍﺻﻮﺍ ﺑﺎﻟﺼﺒﺮ
“Saling nasehat menasehati dengan kebenaran
dan dengan kesabaran”
Dengan menasehati kebenaran dan dan
kesabaran mereka menyempurnakan orang lain.
• Perkataan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu :
“ﺃﻧﺎ “ maksudnya saya yang mengambil kata-
kata ini dari Anda. Disini terdapat tanda semangat
beliau Radhiyallahu 'anhu terhadap kebaikan.
• Perkataannya: “ ﻓﺄﺧﺬ ﺑﻴﺪﻱ “ maksudnya untuk
menghitung kata-kata ini atau karena Rasul
(biasanya) memegang tangan orang yang diberi
pelajaran.
• Perkataannya “ ﻓﻌﺪ ﺧﻤﺴﺎ “ (lalu beliau
menghitung lima) maksudnya lima hitungan atau
jari sebagaimana yang telah dimaklumi yaitu satu
demi satu.
Ketiga : Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
ﻭﺃﺣﺴﻦ ﺇﻟﻰ ﺟﺎﺭﻙ ﺗﻜﻦ ﻣﺆﻣﻨﺎ
Berbuat baiklah kepada tetanggamu, kamu akan
menjadi orang mukmin.
Allah telah memerintahkan untuk berbuat baik
kepada tetangga, Dia berfirman:
ﻭﺍﻋﺒﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻﺗﺸﺮﻛﻮﺍ ﺑﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻭﺑﺎﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ
ﺇﺣﺴﺎﻧﺎ ﻭﺑﺬﻱ ﺍﻟﻘﺮﺑﻰ ﻭﺍﻟﻴﺘﺎﻣﻰ ﻭﺍﻟﻤﺴﺎﻛﻴﻦ
ﻭﺍﻟﺠﺎﺭ ﺫﻱ ﺍﻟﻘﺮﺑﻰ ﻭﺍﻟﺠﺎﺭ ﺍﻟﺠﻨﺐ ﻭﺍﻟﺼﺎﺣﺐ
ﺑﺎﻟﺠﻨﺐ ﻭﺍﺑﻦ ﺍﻟﺴﺒﻴﻞ ﻭﻣﺎﻣﻠﻜﺖ ﺃﻳﻤﺎﻧﻜﻢ
Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu [An-Nisaa :36]
Dan banyak juga hadits yang membicarakan
masalah itu, di antaranya:
ﻣﺎ ﺯﺍﻝ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻳﻮﺻﻴﻨﻲ ﺑﺎﻟﺠﺎﺭ ﺣﺘﻰ ﻇﻨﻨﺖ ﺃﻧﻪ
ﺳﻴﻮﺭﺛﻪ
Jibril terus saja berwasiat kepadaku tentang
tetangga, sampai-sampai saya mengira bahwa
seorang tetangga akan mendapatkan harta
warisan dari tetangganya. [13]
ﻣﻦ ﻛﺎﻥ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻵﺧﺮ ﻓﻠﻴﺤﺴﻦ ﺇﻟﻰ
ﺟﺎﺭﻩ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaklah ia berbuat baik kepada
tetangganya. [14]
ﺧﻴﺮ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻪ u ﺧﻴﺮﻫﻢ ﻟﺼﺎﺣﺒﻪ ﻭﺧﻴﺮ
ﺍﻟﺠﻴﺮﺍﻥ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻪ ﺧﻴﺮﻫﻢ ﻟﺠﺎﺭﻩ
Sebaik-baik teman disisi Allah adalah yang paling
baik kepada temannya, dan sebaik-baik tetangga
disisi Allah adalah yang paling baik kepada
tetangganya. [15]
Jika anda tidak bisa berbuat baik kepada tetangga
anda maka janganlah anda menyakitinya. Jika ia
menyakitimu maka bersabarlah sampai Allah
memberikan jalan keluar bagi anda.
Al-Hasan mengatakan: "Tentangga yang baik
bukanlah yang hanya tidak menyakiti. Akan tetapi
tetangga yang baik itu adalah yang sabar
menanggung gangguan (dari tetangga yang
lain)".
Menyakiti tetangga hukumnya haram, karena
menyakiti siapa saja tanpa kebenaran (alasan)
adalah haram, akan tetapi menyakiti tetangga
lebih haram lagi.
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan
dari bahwasanya nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
ditanya:
ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻱ ﺍﻟﺬﻧﺐ ﺃﻋﻈﻢ ﻗﺎﻝ ﺃﻥ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻪ
ﻧﺪﺍ ﻭﻫﻮ ﺧﻠﻘﻚ ﻗﻠﺖ ﺛﻢ ﺃﻱ ﻗﺎﻝ ﺃﻥ ﺗﻘﺘﻞ ﻭﻟﺪﻙ
ﺧﺸﻴﺔ ﺃﻥ ﻳﺄﻛﻞ ﻣﻌﻚ ﻗﺎﻝ ﺛﻢ ﺃﻱ ﻗﺎﻝ ﺃﻥ ﺗﺰﺍﻧﻲ
ﺣﻠﻴﻠﺔ ﺟﺎﺭﻙ
Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?
Beliau menjawab: “Engkau membuat sekutu
untuk Allah, padahal Dia telah menciptakanmu”.
Beliau ditanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Beliau
menjawab: “Engkau membunuh anakmu karena
engkau takut dia makan bersamamu” Beliau
ditanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Beliau
menjawab: “Engkau berzina dengan istri
tetanggamu. [16]
Dari Miqdam bin al-Aswad, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda kepada para
shahabatnya:
ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺰﻧﺎ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺣﺮﻣﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ
ﻓﻬﻮ ﺣﺮﺍﻡ ﺇﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻗﺎﻝ ﻓﻘﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ
ﺍﻟﻬﺖ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻷﺻﺤﺎﺑﻪ ﻷﻥ ﻳﺰﻧﻲ
ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺑﻌﺸﺮﺓ ﻧﺴﻮﺓ ﺃﻳﺴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﺰﻧﻲ
ﺑﺎﻣﺮﺃﺓ ﺟﺎﺭﻩ ﻗﺎﻝ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﺮﻗﺔ
ﻗﺎﻟﻮﺍ ﺣﺮﻣﻬﺎ ﺍﻟﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻓﻬﻲ ﺣﺮﺍﻡ ﻗﺎﻝ ﻷﻥ
ﻳﺴﺮﻕ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻣﻦ ﻋﺸﺮﺓ ﺃﺑﻴﺎﺕ ﺃﻳﺴﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ
ﻳﺴﺮﻕ ﻣﻦ ﺟﺎﺭﻩ
Apa yang kalian katakan pada masalah zina?”
Mereka menjawab: “Haram, zina telah
diharamkan oleh Allah dan rasulNya, haka hal itu
haram sampai hari kiamat” Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya, seseorang berzina dengan
sepuluh perempuan, masih lebih ringan
(dosanya)daripada ia berzina (sekali) dengan istri
tetangga” Kemudian beliau menanyai mereka
tentang mencuri, mereka menjawab: “Haram,
mencuri telah diharamkan oleh Allah dan
rasulNya, maka hal itu haram sampai hari
kiamat.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya,
seseorang mencuri di sepuluh rumah, masih
lebih ringan atasnya daripada ia mencuri sekali
dirumah tetangga. [17]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ﻭﺍﻟﻪb ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻭﺍﻟﻪ ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻭﺍﻟﻪ( ﻻ ﻳﺆﻣﻦ ﻗﻴﻞ
ﻭﻣﻦ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻬﻞ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻱ ﻻ ﻳﺄﻣﻦ ﺟﺎﺭﻩ
ﺑﻮﺍﻳﻘﻪ
Demi Allah, dia tidak beriman ! Demi Allah, dia
tidak beriman ! Demi Allah, dia tidak beriman !”
Rasul ditanya: “Siapa yang Rasulullah ?” Beliau
menjawab: “Orang yang tetangganya tidak
merasa aman dari gangguannya. [18]
Dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu juga,
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ﻻ ﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻦ ﻻ ﻳﺄﻣﻦ ﺟﺎﺭﻩ ﺑﻮﺍﺋﻘﻪ
Tidak akan masuk syurga orang yang membuat
tetangganya merasa tidak aman dari
gangguannya. [19]
Dan Rasulullah menganjurkan kepada tetangga
untuk saling memberi hadiah, saling
mengunjungi, dan beliau melarang dari mencela
pemberian tetangga. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
ﻭﺗﻬﺎﺩﻭﺍ ﺗﺤﺎﺑﻮﺍ
Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya
kalian akan saling mencintai. [20]
Dan darinya juga, nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
ﻳﺎ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﺎﺕ ﻻ ﺗﺤﻘﺮﻥ ﺟﺎﺭﺓ ﻟﺠﺎﺭﺗﻬﺎ ﻭﻟﻮ
ﻓﺮﺳﻦ ﺷﺎﺓ
Wahai kaum mukminat, janganlah seorang
tetangga meremehkan untuk (memberikan)
kepada tetangganya walaupun (berupa) kuku kaki
kambing” [HR.Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu berkata: “Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:
ﻳﺎ ﺃﺑﺎ ﺫﺭ ﺇﺫﺍ ﻃﺒﺨﺖ ﻣﺮﻗﺔ ﻓﺄﻛﺜﺮ ﻣﺎﺀﻫﺎ ﻭﺗﻌﺎﻫﺪ
ﺟﻴﺮﺍﻧﻚ
Wahai Abu Dzar jika engkau masak sayur maka
perbanyaklah airnya (kuahnya) dan berilah
sebagian kepada tetanggamu. [21]
Dari Aisyah Radhiyallahu 'anha :
ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻪ ﺇﻥ ﻟﻲ ﺟﺎﺭﻳﻦ ﻓﺈﻟﻰ ﺃﻳﻬﻤﺎ ﺃﻫﺪﻱ
ﻗﺎﻝ ﺇﻟﻰ ﺃﻗﺮﺑﻬﻤﺎ ﻣﻨﻚ ﺑﺎﺑﺎ
Saya mengatakan: “Wahai rasulullah, saya
mempunyai dua tetangga, kemanakah saya
memberikan hadiah?”, beliau menjawab: “Kepada
yang paling dekat pintunya darimu. [22]
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Dan berbuat baiklah kepada tetanggamu,kamu
akan menjadi orang yang beriman” maksudnya
orang yang sempurna keimanannya, sebab iman
itu bisa bertambah dan bisa berkurang
sebagaiman keyakinan Ahlu Sunnah wal jama’ah
para pengikut Salaf Sholeh.
Keempat: Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
ﻭﺃﺣﺐ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﻣﺎ ﺗﺤﺐ ﻟﻨﻔﺴﻚ ﺗﻜﻦ ﻣﺴﻠﻤﺎ
Cintailah untuk orang lain apa yang kamu cintai
untuk dirimu sendiri, kamu akan menjadi muslim
Maksudnya akan menjadi muslim yang
sempurna keislamannya. Ini memberikan
pengertian bahwa keislaman itu berkurang
nilainya sebanding dengan kurangnya rasa cinta
ini.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
menetapkan point ini untuk masuk sorga. Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ﻓﻤﻦ ﺃﺣﺐ ﺃﻥ ﻳﺰﺣﺰﺡ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻳﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ
ﻓﻠﺘﺄﺗﻪ ﻣﻨﻴﺘﻪ ﻭﻫﻮ ﻳﺆﻣﻦ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻟﺂﺧﺮ
ﻭﻟﻴﺄﺕ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺆﺗﻰ ﺇﻟﻴﻪ
Barangsiapa yang ingin diselamatkan dari neraka
dan masuk sorga, maka hendaklah dia mati
dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari
akhir, dan hendaklah ia memperlakukkan orang
lain sebagaimana dia ingin dirinya diperlakukkan
oleh orang lain. [23]
Orang hanya akan bisa mencapai derajat ini
dengan kebersihan hatinya dari rasa iri dan
dengki, karena iri dan dengki ini mengakibatkan
seseorang tidak suka diatasi atau tidak suka
disamai kebaikannya, dia ingin dirinya istimewa di
tengah-tengah orang banyak dengan kelebihan
yang ia miliki. Sedangkan keimanan berbeda
dengan hal itu, ia (menuntut) supaya orang-orang
mukmin yang lain ikut merasakan kebaikan yang
diberikan oleh Allah kepadanya tanpa mengurangi
sedikitpun dari kebaikan tersebut.
Ringkasnya, sudah menjadi keharusan bagi
seorang mukmin itu untuk mencintai bagi
mukmin yang lain apa yang ia cintai buat dirinya,
dan membenci untuk orang lain apa yang ia benci
untuk dirinya. Jika ia melihat ada kesalahan pada
dien temannya, maka ia berusaha untuk
memperbaikinya. Jika ia melihat keutamaan atau
kelebihan pada orang lain yang melebihinya,
maka dia berharap bisa seperti orang lain tadi, jika
kelebihan itu berkaitan dengan agama maka
keinginan seperti itu adalah bagus. Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
ﻻ ﺣﺴﺪ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺍﺛﻨﺘﻴﻦ ﺭﺟﻞ ﺁﺗﺎﻩ ﺍﻟﻪ ﻣﺎﻻ ﻓﺴﻠﻄﻪ
ﻋﻠﻰ ﻫﻠﻜﺘﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺤﻖ ﻭﺁﺧﺮ ﺁﺗﺎﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺣﻜﻤﺔ ﻓﻬﻮ
ﻳﻘﻀﻲ ﺑﻬﺎ ﻭﻳﻌﻠﻤﻬﺎ
Tidak ada(boleh) dengki kecuali pada dua hal:
seseorang yang diberikan harta oleh Allah lalu ia
belanjakan pada jalan kebenaran, dan seseorang
yang Allah berikan hikmah lalu ia memberi
keputusan dengannya dan mengajarkannya. [24]
Tetapi jika kelebihan itu dalam masalah keduniaan,
maka tidak ada baiknya iri pada hal itu. Allah
berfirman:
ﻭﻻ ﺗﺘﻤﻨﻮﺍ ﻣﺎﻓﻀﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻋﻠﻰ ﺑﻌﺾ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang
dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih
banyak dari sebahagian yang lain. [An-Nisaa :32]
Dan Allah berfirman tentang Qarun :
ﻓﺨﺮﺝ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻣﻪ ﻓﻲ ﺯﻳﻨﺘﻪ ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺮﻳﺪﻭﻥ
ﺍﻟﺤﻴﺎﺓ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻳﺎﻟﻴﺖ ﻟﻨﺎ ﻣﺜﻞ ﻣﺂﺃﻭﺗﻰ ﻗﺎﺭﻭﻥ
ﺇﻧﻪ ﻟﺬﻭ ﺣﻆ ﻋﻈﻴﻢ
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam
kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia:"Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah
diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-
benar mempunyai keberuntungan yang besar.
[Al-Qashash :79]
Ketika Allah menenggelamkan Qarun beserta
rumahnya ke dalam bumi,orang-orang yang
kemarin menginginkan posisi Qarun itu
mengatakan:
ﻭﻳﻜﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺒﺴﻂ ﺍﻟﺮﺯﻕ ﻟﻤﻦ ﻳﺸﺂﺀ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﻩ
ﻭﻳﻘﺪﺭ ﻟﻮﻵ ﺃﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻟﺨﺴﻒ ﺑﻨﺎ ﻭﻳﻜﺄﻧﻪ
ﻻﻳﻔﻠﺢ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮﻭﻥ
Aduhai benarlah, Allah melapangkan rezeki bagi
siapa yang ia kehendaki dari hamba-hamba-Nya
dan menyempitkannya; kalau Allah tidak
melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar
Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai
benarlah, tidak beruntung orang-orang yang
mengingkari (nikmat Allah). [Al-Qashash:82]
Kelima: Sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
ﻭﻻ ﺗﻜﺜﺮ ﺍﻟﻀﺤﻚ ﻓﺈﻥ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻀﺤﻚ ﺗﻤﻴﺖ ﺍﻟﻘﻠﺐ
Janganlah engkau banyak tertawa, karena
sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan
hati.
Dalam hadits ini terdapat larangan nyata dari
banyak tertawa dan penjelasan sebab larangan
tersebut, yaitu banyak tertawa itu menjadikan hati
tenggelam dalam kegelapan, menjadikanya
seperti mayit yang tidak bisa memberi manfaat
untuk dirinya dengan suatu yang bermanfaat,
dan tidak bisa menghindarkan dirinya dari suatu
yang buruk. Sedangkan kehidupan dan cahaya
hati itu merupakan sumber segala kebaikan, dan
kematian dan kegelapannya merupakan sumber
segala keburukan. Dengan kehidupan hati
terjadilah kekuatannya, pendengarannya,
penglihatannya, dan persepsinya terhadap
informasi dan hakekat sesuai dengan yang
sebenarnya.
Dalam hadits ini terdapat idzin untuk sedikit
tertawa, terutama untuk suatu keperluan. Inilah
petunjuk para nabi dan hamba-hamba Allah yang
shalihin. Allah berfirman tentang Sulaiman ketika
dia mendengar pembicaran semut:
ﻓﺘﺒﺴﻢ ﺿﺎﺣﻜﺎ ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻬﺎ
Maka beliau tersenyum tertawa karena ucapannya
(sang semut). [An-Naml : 19]
Dari Sa’ad bin Abi Waqash, dia berkata: “Ada
seorang lelaki musyrik yang memanas-manasi
kaum muslimin maka Rasul bersabda kepada
Sa’ad: “Panahilah ia”. Sa’ad berkata: “Lalu saya
cabutkan anak panah yang tidak bermata, saya
kenakan tubuhnya sehingga ia jatuh dan auratnya
terbuka. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tertawa
sampai saya bisa melihat gigi gerahamnya
Shallallahu 'alaihi wa salalm. [25]
Kegembiraan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
tersebut disebabkan oleh terkenanya lelaki tadi,
bukan karena terbuka auratnya. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mungkin tertawa
karena terbukanya aurat.
Dari Abdullah bin Mas’ud: Nabi Shallallahu 'alaihi
wa salalm bersabda:
ﺇﻧﻲ ﻷﻋﻠﻢ ﺁﺧﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺧﺮﻭﺟﺎ ﻣﻨﻬﺎ ﻭﺁﺧﺮ ﺃﻫﻞ
ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺩﺧﻮﻻ ﺭﺟﻞ ﻳﺨﺮﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺣﺒﻮﺍ ﻓﻴﻘﻮﻝ
ﺍﻟﻪ ﺍﺫﻫﺐ ﻓﺎﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﺄﺗﻴﻬﺎ ﻓﻴﺨﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ
ﺃﻧﻬﺎ ﻣﻸﻯ ﻓﻴﺮﺟﻊ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻭﺟﺪﺗﻬﺎ ﻣﻸﻯ
ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺍﺫﻫﺐ ﻓﺎﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﻴﺄﺗﻴﻬﺎ ﻓﻴﺨﻴﻞ ﺇﻟﻴﻪ
ﺃﻧﻬﺎ ﻣﻸﻯ ﻓﻴﺮﺟﻊ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻭﺟﺪﺗﻬﺎ ﻣﻸﻯ
ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺍﺫﻫﺐ ﻓﺎﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻓﺈﻥ ﻟﻚ ﻣﺜﻞ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ
ﻭﻋﺸﺮﺓ ﺃﻣﺜﺎﻟﻬﺎ ﺃﻭ ﺇﻥ ﻟﻚ ﻣﺜﻞ ﻋﺸﺮﺓ ﺃﻣﺜﺎﻝ
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻮﻝ ﺗﺴﺨﺮ ﻣﻨﻲ ﺃﻭ ﺗﻀﺤﻚ ﻣﻨﻲ ﻭﺃﻧﺖ
ﺍﻟﻤﻠﻚ ﻓﻠﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻪ n ﺿﺤﻚ ﺣﺘﻰ ﺑﺪﺕ
ﻧﻮﺍﺟﺬﻩ ﻭﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﺫﺍﻙ ﺃﺩﻧﻰ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻣﻨﺰﻟﺔ
Sesungguhnya aku mengetahui penduduk neraka
yang paling akhir keluar darinya, dan penduduk
syurga yang paling akhir masuk. Ada seorang
lelaki yang dikeluarkan dari neraka dengan
merangkak, lalu Allah katakan padanya: “Pergilah,
masuklah syurga!” Orang itu mendatangi syurga
dan nampak olehnya bahwa syurga itu telah
penuh, lalu dia kembali dan berkata: “Ya Rabbi,
aku dapatkan syurga telah penuh” Allah katakan
padanya: “Pergilah, masuklah syurga!” orang itu
mendatangi syurga dan nampak olehnya bahwa
syurga itu telah penuh, lalu dia kembali dan
berkata: “Ya Rabbi, aku dapatkan syurga telah
penuh” Allah katakan padanya: “Pergilah,
masuklah syurga! Sesungguhnya milikmu dunia
tambah dengan sepuluh kali lipat” lelaki tadi
berkata: “Engkau mengejekku atau
menertawakanku, sedangkan Engkau adalah
Raja”. Perawi berkata: “Sungguh aku melihat
Rasulullah tertawa sampai gigi geraham beliau
kelihatan”, lalu beliau bersabda: “Itulah penduduk
Syurga yang paling rendah kedudukannya. [26]
Akan tetapi tertawa seperti ini bukanlah kebiasaan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
kebanyakan tertawa beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam adalah tersenyum.
Dari Sammak bin Harb: “Saya bertanya kepada
Jabir bin Samurah: “Pernahkah anda biasa duduk
bersama dengan Rasulullah?” dia menjawab: “Ya,
sering. Beliau biasa tidak bangkit dari tempat
beliau melaksanakan sholat shubuh sampai
matahari terbit, apabila matahari telah terbit, beliau
bangkit. Para sahabat biasa berbincang-bincang,
terkadang mereka menyinggung perkara
jahiliyyah, lalu mereka tertawa dan beliau
tersenyum. [27]
Umar pernah ditanya: “Apakah para shahabat itu
pernah tertawa?” Beliau menjawab: “Ya, padahal
keimanan di dalam hati mereka –demi Allah– lebih
kokoh dibandingkan dengan gunung-gunung
yang tinggi.”
Di antara kemurahan Islam adalah menjadikan
senyum dan muka berseri-seri ketika bertemu
dengan saudaranya sesama mukmin sebagai
shadaqah. Abu Dzar berkata: “Nabi Shallallahu
'alaihi wa salalm bersabda kepadaku:
ﻻ ﺗﺤﻘﺮﻥ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﺷﻴﺌﺎ ﻭﻟﻮ ﺃﻥ ﺗﻠﻘﻰ ﺃﺧﺎﻙ
ﺑﻮﺟﻪ ﻃﻠﻖ
Janganlah sekali-kali engkau meremehkan
perbuatan yang baik, meskipun (hanya) engkau
menjumpai saudaramu dengan wajah berseri-
seri. [28]
Islam adalah agama kenyataan, tidak melayang
tinggi dalam khayalan dan perumpamaan-
perumpamaan yang kosong. Islam bersama
manusia di atas bumi yang nyata. Islam tidak
menganggap manusia seperti para malaikat yang
memiliki dua sayap, tiga atau empat. Akan tetapi
Islam menganggap manusia sebagai manusia
yang (membutuhkan)makan, dan berjalan di
pasar (untuk membeli kebutuhannya). Karenanya
Islam tidak mewajibkan mereka supaya semua
ucapan mereka adalah dzikir, tidak mewajibkan
supaya semua diamnya adalah berfikir, dan tidak
mewajibkan mereka agar menghabiskan semua
waktu kosong mereka di masjid.
Islam mengakui ekstensi, fitrah, dan naluri-naluri
mereka. Allah telah menciptakan manusia dalam
keadaan bisa bergembira dan bahagia, bisa
bermain, sebagaimana Allah telah menciptakan
mereka dalam keadaan bisa makan dan minum.
Maka tidak ada salahnya seorang muslim
bergembira dan bercanda dengan apa yang ia
sukai atau menghibur diri dan teman-temannya
dengan permainan yang dibolehkan. Hanya saja
hendaklah hal itu tidak dijadikan sebagai kebiasaan
dalam setiap waktu, yang menghabiskan waktu
pagi dan sorenya sehingga lalai dari kewajiban
dan bisa membuat ia tidak serius.
Ada syair yang mengatakan: “Berikanlah ucapan-
ucapan itu senda gurau seukuran garam yang
dicampurkan di sayur” (Artinya berguraulah
seperlunya janganlah berlebihan)
Inilah nasehat-nasehat Rasulullah kepada Abu
Hurairah Radhiyallahu 'anhu. Meskipun nasehat-
nasehat ini ditujukan kepada Abu Hurairah namun
itu bukan berarti bahwa itu khusus untuk beliau
saja. Kitapun yang hidup masa sekarang ini, jika
kita mampu melaksanakan pesan-pesan Rasul
Shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut maka semua
janji Rasul itu pasti akan kita dapati.
Wallahu a’lam bisshawab
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun
V/1422H/2001M Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp.
08121533647, 08157579296]
_______
Footnote
[13]. Dikeluarkan oleh Imam Bukhari 10/6014 dan
Muslim 4/2025/2624
[14]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim 1/69/48
[15]. Dikeluarkan oleh Imam Tirmidzi 3/224/2009
[16]. Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
[17]. Dikeluarkan oleh Imam Ahmad 16/71/187
[18]. Dikeluarkan oleh Imam Bukhari 10/443/6016
[19]. Dikeluarkan oleh Imam Muslim 1/68/48
[20]. Dikeluarkan oleh Imam Baihaqi 6/169
[21]. HR. Muslim 4/2025/-142-2625
[22]. Dikeluarkan oleh Imam Bukhari
[23]. HR. Muslim dan Nasa ’i
[24]. HR. Bukhari dan Muslim
[25]. HR. Bukhari
[26]. Dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim
[27]. Dikeluarkan oleh Muslim dan Nasa ’i
[28]. Dikeluarkan oleh Muslim

No comments:

Post a Comment