15 September 2011

‘Umar bin al-Khaththab (wafat23 H)

Masjid Umar bin Khaththab
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin
Nufail bin Abdul Izzy bin Rabah bin Qirath bin
Razah bin Adi bin Ka ’ab bin Luay al-Quraisy
al-‘Adawy. Terkadang dipanggil dengan Abu
Hafash dan digelari dengan al-Faruq. Ibunya
bernama Hantimah binti Hasyim bin al-Muqhirah
al-Makhzumiyah.
Awal Keislamanya.
Umar masuk Islam ketika para penganut Islam
kurang lebih sekitar 40 (empat puluh) orang
terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Imam Tirmidzi, Imam Thabrani dan Hakim telah
meriwayatkan dengan riwayat yang sama bahwa
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam telah berdo’a,” Ya
Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang
yang paling Engkau cintai diantara kedua orang
ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal
‘ Amr bin Hisyam.”.

Berkenaan dengan masuknya Umar bin al-
Khaththab ke dalam Islam yang diriwayatkan oleh
Ibnu Sa ’ad yang diungkap oleh Imam Suyuti
dalam kitab “ Tarikh al-Khulafa’ ar-Rasyidin”
sebagai berikut:
Anas bin Malik berkata:” Pada suatu hari Umar
keluar sambil menyandang pedangnya, lalu Bani
Zahrah bertanya ” Wahai Umar, hendak kemana
engkau?,” maka Umar menjawab, “ Aku hendak
membunuh Muhammad.” Selanjutnya orang tadi
bertanya:” Bagaimana dengan perdamaian yang
telah dibuat antara Bani Hasyim dengan Bani
Zuhrah, sementara engkau hendak membunuh
Muhammad ”.
Lalu orang tadi berkata,” Tidak kau tahu bahwa
adikmu dan saudara iparmu telah meninggalkan
agamamu ”. Kemudian Umar pergi menuju
rumah adiknya dilihatnya adik dan iparnya
sedang membaca lembaran Al-Quran, lalu Umar
berkata, “barangkali keduanya benar telah
berpindah agama”,. Maka Umar melompat dan
menginjaknya dengan keras, lalu adiknya
(Fathimah binti Khaththab) datang mendorong
Umar, tetapi Umar menamparnya dengan keras
sehingga muka adiknya mengeluarkan darah.
Kemudian Umar berkata: “Berikan lembaran (al-
Quran) itu kepadaku, aku ingin membacanya”,
maka adiknya berkata.” Kamu itu dalam keadaan
najis tidak boleh menyentuhnya kecuali kamu
dalam keadaan suci, kalau engaku ingin tahu
maka mandilah (berwudhulah/bersuci). ”. Lalu
Umar berdiri dan mandi (bersuci) kemudian
membaca lembaran (al-Quran) tersebut yaitu
surat Thaha sampai ayat, ” Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada tuhanselain Aku, maka
sembahlah Aku dirikanlah Shalat untuk
mengingatku. ” (Qs.Thaha:14). Setelah itu Umar
berkata,” Bawalah aku menemui Muhammad.”.
Mendengar perkataan Umar tersebut langsung
Khabbab keluar dari sembunyianya seraya
berkata: ”Wahai Umar, aku merasa bahagia, aku
harap do’a yang dipanjatkan Nabi pada malam
kamis menjadi kenyataan, Ia (Nabi) berdo’a “Ya
Allah, muliakanlah agama Islam ini dengan orang
yang paling Engkau cintai diantara kedua orang
ini, yaitu Umar bin al-Khaththab atau Abu Jahal
‘ Amr bin Hisyam.”.
Lalu Umar berangkat menuju tempat Muhammad
Shallallahu alaihi wassalam, didepan pintu berdiri
Hamzah, Thalhah dan sahabat lainnya. Lalu
Hamzah seraya berkata, ” jika Allah menghendaki
kebaikan baginya, niscaya dia akan masuk Islam,
tetapi jika ada tujuan lain kita akan
membunuhnya ”. Lalu kemudian Umar
menyatakan masuk Islam dihadapan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Lalu bertambahlah kejayaan Islam dan Kaum
Muslimin dengan masuknya Umar bin Khaththab,
sebagaimana ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dari Ibnu Mas ’ud, seraya berkata,” Kejayaan kami
bertambah sejak masuknya Umar.”.
Umar turut serta dalam peperangan yang
dilakukan bersama Rasulullah, dan tetap bertahan
dalam perang Uhud bersama Rasulullah
sebagaimana dijelaskan oleh Imam Suyuthi
dalam “Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin”.
Rasulullah memberikan gelar al-Faruq kepadanya,
sebagaimana ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa ’ad dari
Dzakwan, seraya dia berkata,” Aku telah bertanya
kepada Aisyah, “ Siapakah yang memanggil
Umar dengan nama al-Faruq?”, maka Aisyah
menjawab “Rasulullah”.
Hadist Imam Bukhari dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda: ” Sungguh telah ada dari
umat-umat sebelum kamu para pembaharu, dan
jika ada pembaharu dari umatku niscaya
‘ Umarlah orangnya”. Hadist ini dishahihkan oleh
Imam Hakim. Demikian juga Imam Tirmidzi telah
meriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Nabi
bersabda, ” Seandainya ada seorang Nabi
setelahku, tentulah Umar bin al-Khaththab
orangnya. ”.
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar dia
berkata, ” Nabi telah bersabda:”Sesungguhnya
Allah telah mengalirkan kebenaran melalui lidah
dan hati Umar ”. Anaknya Umar (Abdullah)
berkata,” Apa yang pernah dikatakan oleh ayahku
(Umar) tentang sesuatu maka kejadiannya seperti
apa yang diperkirakan oleh ayahku ”.
Keberaniannya
Riwayat dari Ibnu ‘Asakir telah meriwayatkan dari
Ali, dia berkata,” Aku tidak mengetahui
seorangpun yang hijrah dengan sembunyi
sembunyi kecuali Umar bi al-Khaththab
melakukan dengan terang terangan ”. Dimana
Umar seraya menyandang pedang dan busur
anak panahnya di pundak lalu dia mendatangi
Ka ’bah dimana kaum Quraisy sedang berada di
halamannya, lalu ia melakukan thawaf sebanyak 7
kali dan mengerjakan shalat 2 rakaat di maqam
Ibrahim.
Kemudian ia mendatangi perkumpulan mereka
satu persatu dan berkata, ” Barang siapa orang
yang ibunya merelakan kematiannya, anaknya
menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, maka
temuilah aku di belakang lembah itu ”. Kesaksian
tersebut menunjukan keberanian Umar bin
Khaththab Radhiyallahu ’Anhu.
Wafatnya
Pada hari rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H ia
wafat, ia ditikam ketika sedang melakukan Shalat
Subuh beliau ditikam oleh seorang Majusi yang
bernama Abu Lu ’luah budak milik al-Mughirah bin
Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari
kalangan Majusi. Umar dimakamkan di samping
Nabi dan Abu Bakar ash Shiddiq, beliau wafat
dalam usia 63 tahun.
Disalin dari Biografi Umar Ibn Khaththab dalam
Tahbaqat Ibn Sa ’ad, Tarikh al-Khulafa’ar Rasyidin
Imam Suyuthi

No comments:

Post a Comment